Upaya Menghadapi Tantangan dan Memajukan Peranan Teknologi Informasi untuk Keunggulan Kompetensi Bangsa dan Negara di Era Globaliasi

Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia. (Edison A. Jamli, dkk. Kewarganegaraan. 2005). Menurut pendapat Krsna, globalisasi sebagai proses yang berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia (Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang. internet public jurnal. September 2005). Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan, meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan, dan lain- lain.

Secara umum, yang membedakan antara negara maju dan negara berkembang adalah kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan yang pesat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di negara-negara maju didukung oleh sistem informasi yang mapan. Sebaliknya, sistem informasi yang lemah di negara-negara berkembang mengakibatkan keterbelakangan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jelaslah, bahwa maju atau tidaknya suatu negara sangat ditentukan oleh penguasaan terhadap informasi karena informasi merupakan modal utama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadi senjata pokok untuk membangun negara. Apabila negara kita ingin maju dan tetap eksis dalam persaingan global, negara ini harus menguasai informasi. Di era globalisasi dan informasi ini, penguasaan informasi tidak cukup harnya sekedar menguasai, diperlukan kecepatan dan ketepatan karena perkembangan ilmu pengerahuan dan teknologi sangat cepat dan tidak terbatas. Oleh karena itu, informasi yang dihasilkan teknologi informasi harus selalu diperbaharui.
 
Adapun tujuan penulisan artikel ini, antara lain menjelaskan dinamika teknologi informasi dan pengaruhnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu, dalam artikel ini dijelaskan perkembangan dan implementasi teknologi informasi, khususnya internet/ruang maya untuk mendorong kemajuan bangsa, menjaga kedaulatan bangsa, dan usaha perbaikan generasi penerus agar lebih kompeten dan berdaya saing tinggi. Dalam artikel ini, penulis menyajikan data melalui studi kepustakaan, baik melalui publikasi elektronik yang terpercaya maupun pembelajaran penulis melihat kondisi saat ini.
***

Era Globalisasi ini ditandai oleh tiga kondisi yang dominan, yakni perubahan yang cepat, persaingan yang sengit, dan tuntutan yang meningkat. Dengan terbatasnya sumber daya dan ketatnya alokasi faktor-faktor produksi, persaingan menjadi suatu menu keseharian. Era globalisasi yang memberikan kemudahan dan kebebasan dalam mendapatkan informasi memberikan implikasi meningkatnya pemahaman tentang harkat dan kualitas hidup manusia.
 
Kalau diamati, negara-negara di Asia, seperti Singapura dan Jepang dapat dikatakan menjadi kawasan yang paling cepat mengalami pertumbuhan dibandingkan dengan wilayah lainnya yang sudah lebih dulu melaju. Asia diperkirakan akan menjadi salah satu motor pertumbuhan ekonomi dunia di masa mendatang, khususnya di era globalisasi saat ini. Mengingat kawasan Asia merupakan kawasan dengan rasio pertumbuhan tercepat dibanding kawasan lainnya. Oleh sebab itu, Negara-negara Asia harus mempersiapkan diri menjadi salah satu roda penggerah utama perekonomian dunia di masa mendatang.
 
Berdasarkan informasi detikfinance.com, menurut Teo Chee Hean---Deputi Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Singapura---mengatakan motor pertumbuhan ekonomi Asia terutama akan terkonsentrasi di kawasan Asia Tenggara yang akan menjadi sebuah pasar yang signifikan dan penting bagi perekonomian dunia di masa mendatang. Untuk menghadapi berbagai tantangan di era globalisasi, menurutnya ada tiga hal utama yang harus diperhatikan oleh masyarakat Asia, khususnya Asia Tenggara untuk membekali diri memasuki era globalisasi. Pertama, perhatian dunia dimasa mendatang akan fokus pada wacana lingkungan hidup. Kedua, mengingat pertumbuhan Asia yang sangat cepat, lebih cepat ketimbang pertumbuhan dunia, mengakibatkan perlu memastikan tingkat kualitas hidup masyarakat Asia dimasa mendatang. Ketiga, perkembangan dan pergerakan teknologi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi, yaitu ponsel dan internet akan menyediakan wadah bagi munculnya perangkat interaksi dan komunikasi baru yang akan berdampak pada terjadinya perubahan sosial secara cepat.
 
Isu lingkungan hidup yang disebut sebagai faktor utama yang harus diperhatikan Asia, akan menjadi hal utama bagi individu dan pemerintahan di masa mendatang. Faktor lingkungan hidup ini akan difokuskan dalam mencari solusi masalah pemanasan global, baik negara maju atau berkembang akan menghadapi problem yang sama dalam anggaran/pembiayaan, adaptasi, dan transfer teknologi yang harus dicari solusinya. Oleh sebab itu, masyarakat Asia harus menjadi bagian dalam upaya penyelesaian berbagai tantangan hambatan tersebut mengingat Asia dinilai sebagai salah satu wilayah yang paling rentan terhadap terjadinya perubahan lingkungan.
 
Faktor kedua, yang harus diperhatikan masyarakat Asia mengenai masalah pertumbuhan cepat kawasan Asia daripada dunia. Pertumbuhan cepat berarti mendorong terjadinya percepatan industrialisasi dan urbanisasi Asia. Percepatan ini akan memberikan dampak signifikan kepada ketersediaan pangan, energi dan sumber daya alam. Oleh sebab itu, perlu peran aktif dari berbagai pihak untuk menyelesaikan masalah tersebut. Bertentangan dengan hal tersebut, pertumbuhan cepat di kawasan Asia tidak diiringi dengan peningkatan populasi produktif. Oleh sebab itu, kawasan Asia dihadapkan dengan situasi kekurangan polulasi produktif di masa mendatang. Upaya yang dilakukan Pemerintah di kawasan Asia perlu fokus memperhatikan ancaman kekurangan usia produktif ini, khususnya terhadap dampaknya pada kemampuan kompetisi ekonomi, jaminan kesehatan dan penurunan pasokan pangan di Asia.
 
Faktor terakhir, yang perlu diperhatikan adalah perkembangan teknologi global yang sangat cepat. Menurutnya, perkembangan teknologi, terutama di bidang informasi dan komunikasi, akan mendorong terjadinya benturan antarnegara, budaya, dan agama. Oleh sebab itu, diperlukan peran aktif masing-masing negara Asia, khususnya Asia Tenggara untuk mengembangkan program-program edukasi masyarakat untuk mencegah terjadinya benturan-benturan tersebut.
 
Dalam menghadapi ketiga kondisi tersebut, manusia berusaha untuk menciptakan berbagai kiat, salah satu adalah pemberdayaan dan pemanfaatan teknologi. Selain teknologi ruang angkasa, teknologi sumber daya energi, teknologi material baru, dan bioteknologi, teknologi unggulan yang banyak diandalkan masyarakat dunia adalah teknologi informasi. Teknologi yang basis inovasinya adalah mikroelektronik ini mendukung lompatan jauh dalam pengembangan luar biasa bidang telekomunikasi, multimedia dan informatika. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu, globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya. Globalisasi yang didukung oleh kemajuan teknologi dan informasi membuat batas jarak tidak lagi menjadi hambatan. Berdasarkan ungkapan David Held, mengatakan bahwa teknologi dan informasi mengandung keluasan (extencity), kekuatan (intencity), kecepatan (velocity), dan dampak (impact) luar biasa yang tidak terbayangkan sebelumnya. Keempat hal itulah yang membuahkan peluang sekaligus ancaman dalam upaya memajukan kualitas kehidupan umat manusia melalui pemanfaatan jejaring internet.
 
Menurut Dr. Ir. Ichyar Musa, S.E., M.M.—dalam Kuliah Perdana Mahasiswa Baru STEKPI, Jakarta 6 September 2003—mengatakan bahwa era globalisasi teknologi informasi sekarang ini dianggap sebagai era cyberspace atau ruang maya. Dengan kapabilitas olah yang tinggi, kapasitas simpan dan transmisi data dan informasi yang masif, serta bentangan jejaring dengan jangkauan yang hampir tanpa batas, pemberdayaan dan pemanfaatan teknologi informasi yang baik, dianggap mampu meredam sisi negatif dari kondisi-kondisi yang terkait dengan globalisasi. Kemampuan akses yang semakin tajam dan terpercaya, perancangan sistem yang mudah dan ramah terhadap perubahan, dan koneksi yang tidak mengindahkan aspek waktu dan ruang merupakan kunci tantangan persaingan di era globalisasi.
 
Akan tetapi, kemampuan untuk memberdayakan dan memanfaatkan teknologi informasi ini berbeda antara satu negara dengan negara yang lain. Demikian pula antara institusi satu dengan lainnya. Kesenjangan ini dipicu oleh berbagai faktor, antara lain tingkat penguasaan teknologi, tingkat pemanfaatan aplikasi, kuantitas dan kualitas SDM, ketersediaan dan keterjangkauan jejaring, dan modal/dasar pengetahuan. Selain faktor tersebut, kesenjangan dapat pula muncul dari faktor, seperti tingkat pemahaman masyarakat akan budaya informasi, kemantapan aspek legal yang terkait dengan security, privacy dan piracy, dan kemampuan tata kelola dan pengawasan penyelenggaaan pemanfaatan teknologi informasi.
 
Sehubungan dengan hal di atas, faktor sebuah negara memiliki kapabilitas dalam hal teknologi informasi yang digunakan untuk memilah kelompok information rich dan information poor dapat dilihat melalui indikator-indikator, antara lain densitas pengguna telepon, jumlah kapasitas Mbit yang ditransmisikan, perangkat komputer yang terpasang, jumlah Internet Services Provider dan pengguna internet, dan tingkat ketergantungan terhadap aplikasi. Selain itu, ada indikator lain yang turut dipertimbangkan misalnya tingkat peran serta dan dukungan Pemerintah, pemberlakuan cyber-law dan intensitas pelanggaran Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI).
 
Pada awalnya teknologi informasi menjadi motor penggerak lahirnya konsep globalisasi yang borderless, seamless, wireless dan paperless. Akan tetapi, saat ini terjadi hubungan kausal dimana kondisi-kondisi globalisasi yang telah diuraikan di atas menjadi katalisator malahan pemicu perkembangan hebat teknologi informasi. Menyadari pentingnya teknologi informasi dalam era globalisasi sekarang ini masyarakat Indonesia, terutama kalangan terpelajar, perlu memahami dan meningkatkan pengetahuan tentang teknologi ini. Kompetensi di bidang teknologi informasi menjadi suatu kompetensi terpadu untuk bidang ilmu lainnya, termasuk ilmu sosial, seperti ekonomi, administrasi, komunikasi, sampai dengan hukum. Dari segi ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya di masa mendatang, apabila tidak dapat diantisipasi, era globalisasi dan informasi akan menjadi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan dalam proses pembudayaan nilai-nilai ideologi sebagaimana terkandung dalam pancasila dan UUD 1945.
 
Kita menyadari bahwa salah satu penyebab utama terjadinya era globalisasi yang datangnya lebih cepat dari dugaan semua pihak adalah perkembangan pesat teknologi informasi yang signifikan. Implementasi internet, electronic commerce, electronic data interchange, virtual office, telemedicine, intranet, dan sebagainya telah menerobos batas-batas fisik antarnegara. Penggabungan antara teknologi komputer dengan telekomunikasi telah menghasilkan suatu revolusi dibidang sistem informasi. Data atau informasi yang dahulu harus memakan waktu berhari-hari untuk diolah sebelum dikirimkan ke sisi lain di dunia, tetapi saat ini dapat dilakukan dalam hitungan detik. Perubahan informasi saat ini seakan-akan tidak lagi dalam skala hari atau bahkan jam, melainkan sudah mencapai skala menit maupun detik. Penekanan akan memaksimalkan sumber daya manusia di semua sektor, berarti akan membutuhkan sistem komunikasi yang sangat efektif. Apabila merespons pada kebutuhan fokus awal seharusnya lebih berdasarkan penerimaan informasi daripada penyebaran informasi.
 
Pada satu sisi, teknologi informasi akan berperan besar dalam mewujudkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, keadilan dan independensi. Sedangkan disisi lain, prinsip-prinsip tersebut patut diterapkan dalam pemanfaatan teknologi informasi itu sendiri. Penerapan prinsip ini yang disebut sebagai tata kelola teknologi informasi. Keberhasilan implementasi suatu aplikasi teknologi informasi ditentukan oleh tingkat pemanfaatan yang tercipta dan kemampuan untuk mencegah atau setidaknya mengurangi sisi negatif yang timbul. Oleh karena itu, selain ilmu yang berkenaan dengan pemanfaatan teknologi informasi, perlu diberikan ilmu yang berkenaan dengan pengawasan, pengendalian, dan pengamanan penggunaan teknologi informasi.
 
Tidak ada yang dapat menahan lajunya perkembangan teknologi informasi. Keberadaannya telah menghilangkan garis-garis batas antar negara dalam hal flow of information. Tidak ada negara yang mampu untuk mencegah mengalirnya informasi dari atau ke luar negara lain karena batasan antarnegara tidak dikenal dalam virtual world of computer. Penerapan teknologi jaringan komputer, seperti LAN, WAN, GlobalNet, intranet, internet, dan lain-lain semakin hari semakin merata dan membudaya di masyarakat. Untuk dapat tetap diperhitungkan di dalam kancah pergaulan global, Indonesia harus semakin mantap dalam penguasaan dan pemanfaatan teknologi. Tidak hanya sekedar maju, tetapi maju dengan kecepatan dan percepatan yang memungkinkan kita untuk mengimbangi negara-negara lain yang semakin maju.
 
Menurut Ir. Fayakhun Andriadi, M.Kom.—Anggota Komisi I DPR RI—mengatakan bahwa penyebaran informasi melalui jaringan internet yang menembus batas ruang dan waktu serta menghilangkan hambatan geografis, memungkinkan terjadinya transformasi pola kehidupan masyarakat. Di satu sisi, hal ini merupakan ancaman bagi kedaulatan sebuah negara. Kedaulatan, salah satunya diukur dari ketentuan batas wilayah, menjadi kabur seiring dengan aktualisasi globalisasi yang tak mengenal batas. Negara seringkali tidak melibatkan faktor ini sebagai sebuah ancaman. Hal ini terlihat dari tipikal pertahanan dan keamanan yang masih menitikberatkan pada ancaman darat, laut, dan udara.
 
Di sisi lain, akses informasi bisa memicu peningkatan kualitas hidup masyarakat, khususnya mereka yang bermukim di pelosok-pelosok daerah. Kenyatannya, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi mengalami kesenjangan yang cukup dalam antara wilayah perkotaan dengan pedesaan. Minimnya akses teknologi dan informasi membuat kualitas dan kapasitas hidup masyarakat di pelosok daerah jauh di bawah standar kemapanan. Selain itu, semangat kebangsaan dan rasa memiliki sebagai warga negara yang berdaulat tidak didukung oleh pengetahuan yang memadai. Kondisi ini sangat rentan dimanfaatkan oleh pihak luar dalam mengeksploitasi kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat. Oleh karena itu, memaksimalkan peranan teknologi dan informasi dengan menempatkannya sebagai sarana peningkatan kualitas hidup masyarakat adalah salah satu solusi dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan bangsa.
 
Sementara itu, peranan teknologi informasi dalam membentuk sumber daya manusia yang bermoral, beretika, berkompeten, dan memiliki integritas yang tinggi diperlukan untuk membentuk karakter generasi bangsa yang mampu bersaing secara global. Untuk itu, diperlukan suatu pengubahan sistem pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, perlu disusun kebijakan pendidikan nasional yang baik yang selaras dengan era globalisasi sekarang ini. Reformasi dalam bidang pendidikan sangat penting mengingat kita tidak ingin menghadapi kenyataan bahwa generasi muda kita menjadi the lost generation. Keputusan-keputusan yang tidak konseptual mengenai pendidikan nasional akan sangat fatal bagi terwujudnya cita-cita bangsa yaitu membangun masyarakat Indonesia baru yang demokratis, damai, berkeadilan, dan sejahtera.
 
Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat lepas dari pengaruh perkembangan global, di mana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Era pasar bebas juga merupakan tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia karena terbuka peluang lembaga pendidikan dan tenaga pendidik dari mancanegara masuk ke Indonesia. Untuk menghadapi pasar global, kebijakan pendidikan nasional harus dapat meningkatkan mutu pendidikan, baik akademik maupun nonakademik, dan memperbaiki manajemen pendidikan agar lebih produktif dan efisien serta memberikan akses seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mendapatkan pendidikan.
 
Dalam menghadapi era globalisasi, kita tidak hanya membutuhkan sumber daya manusia dengan latar belakang pendidikan formal yang baik, tetapi juga diperlukan sumber daya manusia yang mempunyai latar belakang pendidikan nonformal. Oleh karena itu, unsur pengembangan pendidikan, peserta didik dituntut memiliki kemampuan hardskill dan softskill yang mapan. Pendidikan hardskill diperoleh melalui proses pengajaran formal dan non formal yang mengandung unsur ilmu pengetahuan. Sementara itu, pendidikan softskill diperoleh melalui pendidikan keorganisasian/ kepanitiaan, kerjasama, proses adaptasi, dan lain-lain baik formal maupun informal yang membangun unsur kepribadian, kecakapan umum, dan kecerdasan emosional seseorang. Kedua unsur diatas akan membangun pola pikir dan kepribadian seseorang sehingga mampu menciptakan manusia yang bermoral, berkompeten, dan memiliki integritas yang baik.
 
Sudah saatnya pembangunan pendidikan yang terpadu dan terarah berbasis teknologi akan memberikan multiplier effect dan nurturant effect terhadap hampir semua sisi pembangunan pendidikan sehingga teknologi informasi berfungsi untuk memperkecil kesenjangan penguasan teknologi mutakhir khususnya dalam dunia pendidikan. Pembangunan pendidikan berbasis teknologi informasi setidaknya memberikan dua keuntungan, pertama, sebagai pendorong komunitas pendidikan untuk lebih apresiatif dan proaktif dalam maksimalisasi potensi pendidikan, dan kedua, memberikan kesempatan luas kepada peserta didik memanfaatkan setiap potensi yang ada dapat diperoleh dari sumber-sumber yang tidak terbatas.
 
Mengingat betapa pentingnya peranan teknologi informasi dalam era globalisasi sekarang ini, setiap lapisan masyarakat, khususnya golongan akademisi dan pelajar, perlu memahami dan meningkatkan pengetahuan tentang teknologi ini. Selain itu, penerapan teknologi informasi dan komunikasi bermanfaat untuk peningkatan kualitas pendidikan nasional Indonesia. Salah satu aspeknya adalah kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan biasanya diajukan untuk pengembangan dan penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam bidang pendidikan. Teknologi informasi dan komunikasi sangat mampu menjadi fasilitator utama untuk meratakan system pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, lembaga-lembaga pendidikan tinggi perlu segera membenahi kurikulum, melengkapi fasilitas, dan membangun lingkungan yang kondusif memungkinkan pembangunan sumber daya manusia yang sadar teknologi informasi dan sekaligus mampu dan terampil dalam pemanfaatannya.

***
Berdasarkan ulasan diatas, jelaslah, teknologi informasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara memiliki peran yang sangat penting. Dengan menguasai teknologi dan informasi, kita memiliki modal yang cukup untuk menjadi pemenang dalam persaingan global. Pola kehidupan sekarang perlahan mulai berubah dari era industri berubah menjadi era informasi. Pengaruh kemajuan era globalisasi dan informatika yang menjadikan komputer, internet, dan pesatnya perkembangan teknologi informasi sebagai bagian utama menjadikan kita sebagai generasi yang produktif dan memiliki kompetensi dan daya saing yang tinggi. Di era globalisasi ini, pemanfaatan teknologi informasi dalam aplikasi teknologi informasi diperlukan batasan-batasn untuk mencegah atau setidak-tidaknya mengurangi sisi negatif yang timbul. Oleh karena itu, selain ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan pemanfaatan teknologi informasi, juga perlu diberikan ilmu yang berkenaan dengan pengawasan, pengendalian, dan pengamanan teknologi informasi.
 
Penulis berharap agar semua komponen bangsa agar dapat bebas bergerak seluas-luasnya, tentunya dengan memperhatikan batasan-batasan yang ada, dalam mempelajari dan memanfaatkan dinamika yang terjadi dalam teknologi informasi saat ini. Hal ini dilakukan untuk menciptakan kapabilitas dan integritas sumber daya manusia yang kompeten, tingkat penguasaan teknologi yang matang, ketersediaan jejaring teknologi dalam masyarakat yang memadai, dan kemampuan tata kelola dan pengawasan penyelenggaaan pemanfaatan teknologi informasi yang baik.
 
Dengan begitu, diperlukan usaha bersama dalam mencari solusi akan persoalan bangsa dan negara kita yang mengalami krisis multidimensional secara perlahan dapat teratasi dan mampu mengikuti percepatan perkembangan Iptek global sehingga mampu bersaing dengan negara-negara lain yang semakin maju di era globalisasi.


Ali Abdurrahman S/Kontributor Jurnal UI Untuk Bangsa Vol.1



DAFTAR PUSTAKA


Andriadi, Fayakhun. 2010. Pemanfaatan TI dan Internet yang Sehat untuk
mengembangkan Sumber Daya Manusia Indonesia. Jakarta. T.p. http://fayakhun.com/?p=599 (24 Agustus 2010, 12.45)

http://blog.unsri.ac.id/belladinda/teknologi-informasi/teknologi-informasi-di-era-globalisasi/mrdetail/1707 (25 Agustus 2010, 14.35 WIB)

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/09/implementasi-teknologi-informasi-untuk-keunggulan-kompetitif-dalam-operasional-perusahaan-pada-era-globalisasi-4/ ( 24 Agustus 2010, 10.13 WIB)

http://www.detikfinance.com/read/2010/07/06/084036/1393589/4/3-tantangan-asia-hadapi-era-globalisasi ( 24 Agustus 2010, 10.41 WIB)

http://www.urbanesia.com/article/urbansnote/2010/6/441/tantangan-era-globalisasi (25 Agustus 2010, 08.38 WIB)

http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=7124 (4 Oktober 2010,
08.30 WIB)

Musa, Ichyar. 2003. Kuliah Perdana Mahasiswa Baru STEKPI (Jakarta, 6
Sept. 2003).http://bungarampaiichjarmusa.blogspot.com/2009/03/peranan-teknologi-informasi-dalam-era.html. (25 Agustus 2010, 15.45 WIB)

Suroso, Jarot S., http://www.scribd.com/doc/6480664/Globalisasi-Pendidikan (26
( 26 Agustus 2010, 10.42 WIB)

Teknologi Informasi di Era Globalisasi. http://risyaf.student.umm.ac.id/ (4
Oktober 2010, 15.23 WIB)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Burung Cendrawasih

[APA ITU SIAK-WAR!?]

Mekanisme Cetak Transkrip Nilai